Sekelebat terik menyapaku
Tanpa payung atau dahan rimbun
Pandanganku hanya hitam
Kulihat kau berdiri disana
Tersenyum memanggil menyapa
Benarkah itu kau?
Semu yang keluar dari mimpi hanya untuk memberi rekaan rasa
Sekelebat terik menyapaku
Tanpa payung atau dahan rimbun
Dua ratus maaf belum tentu cukup buatmu
Tanganku yang kecil ini sampai tak sanggup membawanya
Sehat seperti melebur bersama hati yang hancur
Jika kurebut bagianmu, bukan urusanku
Esok yang tenang, hanya itu yang kumau
Sekelebat terik menyapaku
Tanpa payung atau dahan rimbun
Tinggal bersama lara yang enggan pergi
Tapi sendok yang bengkok mesti lurus lagi
Ambilkan aku sayap dari embun pagi
Terus lihat kami terbang naik sebatas tinggi
Sekelebat terik menyapaku
Tanpa payung atau dahan rimbun
Sungguh sangat kuharap engkau datang
Biar udara menghitam saat kau penuhi
Masih juga aku menantinya dalam hati
Jika benar terang ada disana, bawa diri ini pergi
Meski nafas ini tinggal setengah saja, tetap kubawa kau sampai mati
Jakarta, 16 November 2010
(image source: weheartit.com)